Introduction_AI
14:56

Guest Lecture : Introduction To Self-Driving Cars

Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya mengadakan kuliah tamu dengan dihadiri oleh pemateri terkenal pada generasi milenial saat ini, yaitu Moorisa Tjokro, B.S., M.S. seorang yang memiliki pengalaman sebagai Software Engineer di Tesla, NASA dan United Nations. Kuliah tamu ini bertema Introduction to Self-Driving Cars yang dilaksanakan pada hari Senin (3/5/2021) secara daring melalui Zoom. Tentunya Moorisa Tjokro menjadi daya tarik dalam kegiatan ini sehingga dihadiri oleh 250 partisipan yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer. Edita Rosana Widasari, S.T., M.T., M.Eng., Ph.D menjadi moderator dalam kegiatan kuliah tamu kali ini.

Mengawali acara, Ir. Primantara Hari, M.Sc. selaku Sekretaris Jurusan Teknik Informatika memberikan sambutan dan memberikan ucapan terima kasih kepada Moorisa Tjokro yang bersedia meluangkan waktu dan membagikan ilmu dan pengalamannya kepada dosen dan mahasiswa FILKOM. FILKOM beruntung dapat mengundang Moorisa Tjokro karena pengalaman yang di dapat saat menjadi Software Engineer di Tesla, NASA dan United Nations pasti akan Moorisa_Tjokrosangat bermanfaat jika tersampaikan di kuliah tamu ini. Moorisa akan menyampaikan tentang perspektif penerapan Self-Driving Cars di Indonesia. Primantara juga berpesan agar mahasiswa tetap semangat dalam mengikuti kuliah tamu ini walaupun sedang menjalankan ibadah puasa di saat situasi pandemi saat ini.

Perlu diketahui, Moorissa Tjokro berasal dari kota Malang, beliau memiliki keahlian di bidang predictive modelling, big data engineering serta sistem operasi di artificial intelligence (AI) dan saat ini Moorisa sebagai anggota Tim Autopilot and Vehicle Software di Tesla, San Fransisco, California dan menjadi satu-satunya wanita yang berasal dari Indonesia. Selain pengalaman pada dunia industri Moorisa juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan yaitu bergabung dalam kegiatan pangan melalui PBB untuk mengurangi malnutrisi di Afrika. Selanjutnya, masuk dalam materi, Moorisa Tjokro menyampaikan perkenalan dalam penerapan Intelligent Systems, dimana merupakan gabungan dari artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dengan sistem independen dan dianggap sebagai batas antara dunia digital dengan dunia nyata. Intelligent Systems materi_moorisadidefinisikan sebagai mesin yang memiliki teknologi tingkat tinggi yang dapat menerima respon dari dunia sekitar dan dapat mengenali serta berinteraksi dengan dunia (digital dan nyata).

Intelligent Systems are technologically advanced machines that perceive and respond to the world around them. Intelligent Systems are poised to fill a growing number of roles in today’s society, including entertainment, assistive robotics, character recognition, human identification, visual surveillance and intelligent transportation” ujar Moorisa.

Kemudian Moorisa juga menjelaskan bagaimana Self-Driving Cars diaplikasikan, dengan menggunakan 5 komponen yang paling penting yaitu Computer Vision sebagai aplikasi untuk mengidentifikasi suatu objek baik benda mati atau hidup dengan digabungkan Sensor Fusion yang menggunakan teknologi seperti radar. Hal ini ditujukan agar mobil dapat mendeteksi dan melihat lingkunagan disekitarnya. Kemudian Localization sebagai aplikasi untuk menentukan lokasi dimana kita berada dan menurut Moorisa komponen ini yang sulit untuk diaplikasikan dan diterapkan dalam Self-Driving Cars, kemudian teknik yang digunakan seperti Odometry, Kalman Filter dan Particle Filter. Keempat menggunakan Path Planning yaitu mengetahui apa yang ada disekitar kita dengan menggunakan teknik motion planning. Terakhir dengan mengetahui tujuan yang akan dituju dengan arti Control  and Behavior Planning tanpa campur tangan manusia atau human intervention, sehingga mobil dapat bergerak ke kanan atau ke kiri.

peserta_zoom_kuliah_tamu_moorisa_tjokroFitur Self-Driving ini merupakan proyek terbesar yang dikerjakan Moorisa kepada Tesla dan merupakan tingkat tertinggi dari sistem autopilot, dimana pengemudi tidak perlu lagi menginjak pedal gas dan rem sehingga mobil memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri. Menurut Moorisa di Indonesia sudah saatnya menggunakan teknologi yang digunakan oleh dunia barat walaupun masih ada jarak dalam sumber dayanya dan hal tersebut dapat diatasi dengan belajar dari teknologi-teknologi yang saat ini berkembang di dunia luar. Kemudian untuk pengembangan Fitur Self-Driving jika digunakan di Indonesia akan lebih mudah karena di Indonesia hanya ada dua musim yaitu kemarau dan penghujan sehingga sistem lebih mudah untuk memahami daripada di Amerika atau Eropa yang memilik empat musim. Moorissa juga berpesan kepada mahasiswa agar tidak perlu berkecil hati dalam menuntut ilmu, selalu berfikir positif dan tekun dalam menjalani setiap rintangan yang ada. Jangan mudah berpuas diri dan selalu miliki rasa untuk mengetahui segala macam ilmu, teknologi dan informasi. Semoga apa yang dilakukan Moorisa dapat menginpirasi seluruh mahasiswa FILKOM.(drn)

 

Share