01_kelas_perdana_Fatwa_sbg_AP_University_of_Tsukuba
09:37

Dosen FILKOM UB Terpilih Sebagai Adjunct Professor University of Tsukuba Jepang

Dr. Fatwa Ramdani, salah satu dosen di Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya (FILKOM UB) terpilih sebagai Adjunct Professor dalam program outsourcing pengajar University of Tsukuba Jepang. Fatwa menyampaikan kesempatan ini didapatkannya setelah lolos dari beberapa tahapan seleksi, yaitu seleksi administrasi dan interview. Setelah dinyatakan diterima, kemudian dirinya harus membuat silabus serta materi pengajaran. Adapun mata kuliah yang akan diampunya nanti adalah "Geographic Information System and Satellite Data Analysis for Economists".

“Jadi saya dikontrak mengajar satu mata kuliah full satu semester. Mulai mengajar Januari 2021 nanti. Karena pandemi covid-19 jadi mengajarnya online. Idealnya memang harus ke Jepang. Dengan ikut program ini tidak ada masalah dengan perkuliahan di FILKOM. Karena jadwal mengajarnya sudah menyesuaikan agar tidak berbenturan,” ungkap Fatwa.

02_kelas_perdana_Fatwa_sbg_AP_University_of_TsukubaSeminar perdana Fatwa sebagai Adjunct Professor University of Tsukuba sudah terlaksana secara daring pada 17 November 2020 lalu. Aara dihadiri lebih dari 60 peserta, terdiri atas professor, mahasiswa magister dan doktoral adri University of Tsukuba, kolega yang juga akademisi dari Jepang, Taiwan dan Jerman, beberapa dosen dan mahasiswa S1 dan S2 FILKOM. Materi yang diangkat pada seminar perdana tersebut “Google Earth Engine and Its Application in Economic Humanities Studies”. Dalam paparannya Fatwa membahas introduction tentang GEE dan kegunaannya, datasets yang open for public, cloud-based, GEE Interface, QGIS & GEE serta studi kasus pengaplikasian GEE. Ada dua studi kasus yang diangkat yaitu “The Dimming of Lights and NO2 Emission in Indonesia during the COVID-19 Pandemic” dan “The Electrification Progress in Indonesia”.

“Garis besarnya tentang teknologi pengolahan data geospasial modern yang mampu mengolah data berukuran besar dan dapat diterapkan pada berbagai bidang ilmu, salah satunya ilmu ekonomi dan kajian kemanusiaan. Namun demikian, kuncinya tetap pada manusia bukan pada komputasinya. Teknologi cerdas yang ada saat ini justru diharapkan  bisa mengembalikan peran manusia yang utuh bukan menggantikannya. Teknologi komputasi awan yang kuat, diharapkan mampu membuat kita lebih banyak berpikir, memahami, bertindak, berkomunikasi dan melayani masyarakat untuk memberikan solusi yang nyata,” jelas Fatwa. [dna]

 

 

 

 

 

Share