Alat Monitoring Kualitas Air Bawa Mahasiswa UB Juarai Elektro Carnival 2019
Alat monitoring kualitas air berbasis mobile membawa mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menjadi Juara 2 di kategori Internet of Thing di ajang kompetisi Elektro Carnival 2019 (5-7/4/2019). Gelar juara tersebut diumumkan pada final kompetisi yang diadakan di Benteng Fort Rotterdam Makassar. Para mahasiswa tersebut terdiri atas dua mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer (FILKOM) yaitu Dhiza Wahyu Firmansyah (Teknik /2016), Fajar Hamid Embutara Ratuloli (TKOM/2016) dan satu mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Anggraeni Budi Pratiwi (2017).
Dijelaskan oleh Dhiza bahwa kompetisi kategori IoT adalah lomba yang memanfaatkan konsep suatu objek yang memiliki kemampuan mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi antara manusia dengan manusia atau manusia dengan komputer. Peserta kompetisi kategori IoT ini adalah mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta dari berbagai daerah di Indonesia. Terdapat tiga tahapan yang harus dilalui Dhiza beserta tim sebelum dinobatkan sebagai salah juara. Tahap pertama adalah pengiriman proposal, kedua pengirim video demonstrasi alat yang dilombakan secara online dan terakhir adalah babak final. Di final tersebut sembilan tim yang dinyatakan lolos harus membawa alat yang dibuatnya ke Makassar untuk dipresentasikan langsung dihadapan dewan juri.
Kriteria penilaian yang diberlakukan meliputi empat aspek. Pertama aspek kreatif, futuristic dan inovatif gagasan. Kedua aspek logis dan implementatif, dimana maksudnya gagasan yang ditawarkan harus kreatif dan diperbolehkan bersifat futuristic tanpa mengesampingkan aspek kelogisan ide dan langkah-langkah implementasi yang strategis. Ketiga aspek kesesuaian tema, dimana gagasan yang diajukan harus sesuai dengan tema Elektro Carnival 2019 “Make Innovation with Technology for The Better Future”. Keempat aspek kebermanfaatan gagasan, dimana gagasan dapaat menawarkan solusi problematika aktual di masyarakat, didukung dengan data atau informasi yang akurat.
Dhiza menyampaikan dari kompetisi tersebut dirinya beserta tim mendapat banyak masukan positif untuk mengembangkan karyanya ke depan. Masukan tersebut antara lain perubahan algoritma yang digunakan digantikan dengan algoritma yang lebih ringan sehingga pemrosesan data dapat lebih cepat, pengembangan fitur serta sistem autonomus dan pengembangan aplikasi wireless. [dna]